Rabu, 21 Maret 2012

F.A.Q


F.A.Q.

APA ITU COACHING ?

Coaching menurut ICF (International Coach Federation) adalah “A Partnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”. Jadi Coaching secara lebih umum dapat diartikan sebagai sebuah kerjasama dan proses kreatif yang tujuannya adalah menginspirasi, memprovokasi serta mengeksplorasi dan memberdayakan potensi personal/profesional klien secara terarah dan terukur, dengan cara bertanya, metafora dan memberikan feedback/feedforward.


APA PERBEDAAN MENDASAR ANTARA COACHING
DENGAN TRAINING Dan CONSULTING?

Saat ini istilah Coaching sudah mulai ramai dibicarakan. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa Coaching itu sama saja dengan Training dan Consulting, padahal ada perbedaan mendasar pada ketiganya.

Training adalah lebih menekankan pada sharing knowledge/skills. Seorang Trainer bertanggungjawab untuk mentransformasikan konowledge/skills tertentu kepada audiensnya. Tujuan dari training, adalah merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa (secara teknis) menjadi bisa.

Consulting lebih menekankan pada solusi (solution provider), penyelesaian masalah (problem solver) dan mereka melakukannya untuk klien (do it for you). Sehingga consulting ini lebih pada memberikan ikan daripada mengajari mengail.

Coaching lebih menekankan pada re-educating, mengekspolrasi dan memberdayakan sumberdaya-sumberdaya (exploring dan empowering of resources), orientasinya pada hasil (results) dengan berfokus pada proses yang terarah dan terukur. Coaching lebih pada mengajari mengail daripada memberi ikan.


APA ITU BUSINESS COACHING?

Business Coaching adalah aktifitas coaching yang dilakukan oleh Coach dengan pemilik/pelaku bisnis dengan tujuan meningkatkan performa bisnisnya sesuai yang dikehendaki oleh klien.


APA ITU EXECUTIVE COACHING?

Executive Coaching adalah aktifitas coaching yang diperuntukkan kepada para eksekutif perusahaan. Dalam hal ini (biasanya) pemilik bisnis (business owner) hanya menjadi sponsor, yang memfasilitasi para eksekutifnya untuk dilatih (coaching) dengan tujuan peningkatan performa personal maupun organisasional.


SEBERAPA EFEKTIF BUSINESS COACHING dan 
EXECUTIVE COACHING?

Olivero, Bane & Kopelman melakukan sebuah study, mereka melakukan analisis dampak Executive Coaching dibandingkan dengan Training. Mereka mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa eksekutif perusahaan yang diberikan Training peningkatan produktifitasnya hanya sebesar 22.4%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan eksekutif perusahaan yang diberikan Coaching. Eksekutif yang diberikan coaching, produktifitasnya MENINGKAT sampai 88%.
Hasil study Olivero, Bane & Kopelman tersebut diperkuat juga oleh hasil study dari Manchester Inc.'s (Busines Wire, 4 Januari 2001) yang mengambil sampel dari 100 eksekutif perusahaan untuk mengukur efektifitas dan peningkatan produktifitas ketika mereka menggunakan metode Coaching. Mereka diberikan Change-oriented Coaching dan Growth-oriented Coaching selama 6 hingga 12 bulan. Dan hasilnya :
1. Terdapat peningkatan produktifitas sebesar 53%
2. Peningkatan kualitas kinerja sebesar 48%
3. Peningkatan penguatan organisasi 48%
4. Pelayan pada pelanggan meningkat 39%
5. Penurunan tingkat komplain sebesar 34%
6. Peningkatan hubungan dengan pelanggan 37%
7. Mereduksi biaya sebesar 23%
8. Peningkatan keuntungan usaha sebesar 22%
9. Peningkatan hubungan kerja dengan atasan langsung ( pendapat 77% eksekutif)
10. Peningkatan hubungan kerja dengan supervisor 71%
11. Kerjasama Tim meningkat 67%
12. Kepuasan kerja meningkat 61%
13. Menurunkan konflik sebesar 52%
14. Meningkatkan komitmen organisasional sebesar 44%

Dari gambaran tersebut, coaching memiliki dampak yang sangat signifikan dibandingkan metode yang lain. Sehingga dengan demikian metode coaching adalah sebuah pilihan keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa baik secara personal maupun organisasional.


BAGAIMANA COACHING DI LAKUKAN?

1.    One on One Coaching.
Dalam coaching seorang pelatih (coach) hanya berhadapan dengan satu klien.
2.    Group Coaching.
Dalam coaching, seorang pelatih (coach) berhadapan dengan lebih dari satu klien.

Ada 3 proses dalam coaching : Pre-Coaching, Coaching dan Post-Coaching. Pada fase Pre-Coaching diawali dengan melakukan evaluasi bisnis atau diagnosa permasalahan sehingga pelatih (coach) mendapatkan gambaran jelas pada bagian-bagian yang mana yang perlu improvement segera, serta persetujuan perjanjian coaching antara coach dengan klien. Pada fase Coaching adalah proses penggalian dan pemberdayaan potensi, sehingga klien menemukan pilihan-pilihan solusi dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan eksekusi dari pilihan solusi tersebut. Sedangkan fase Post-Coaching adalah pengukuran atau evaluasi terhadap proses coaching yang telah dilakukan.

Coaching dilakukan secara reguler, umumnya 2 kali pada setiap bulan, setiap sesi coaching berdurasi 2 jam. Ketentuan coaching akan dituangkan dalam Perjanjian Program Coaching.
BERAPA LAMA IDEALNYA COACHING DILAKUKAN?

Sebenarnya tidak ada batasan waktu ideal dalam hal coaching ini. Klien bisa mengikuti program coaching sesuai kebutuhannya. Di FBI, ada batas minimal program coaching yaitu 3 (tiga) bulan, dan sesudahnya dapat di evaluasi, klien berhak menentukan untuk stop coaching atau melanjutkan program coaching. Dalam kenyataannya, karena bagi beberapa orang, coaching adalah hal yang relatif baru, 3 (tiga) bulan pertama tersebut adalah waktu penyesuaian, namun tidak sedikit pula yang merasakan impact dari coaching secara signifikan di 3 (tiga) bulan pertama tersebut.


BAGAIMANA CARA MENGIKUTI PROGRAM COACHING DI FBI?

Anda bisa langsung menghubungi kantor FBI dan/atau melakukan perjanjian dengan salah satu Coach FBI, jika diperlukan akan dilakukan evaluasi bisnis, kemudian menandatangani surat perjanjian program coaching dan memenuhi kewajiban-kewajiban seperti yang terteran dalam surat perjanjian tersebut, maka coaching bisa dimulai.


APA ALASAN MEMILIH COACH DARI FBI 
UNTUK PROGRAM COACHING?

5 Keunggulan FBI dibanding dengan penyedia layanan coaching lainnya adalah :

1.    Seluruh pelatih (Coach) FBI adalah Praktisi NLP (Neuro-Linguistic Programming). NLP adalah sebuah “methodology of achievement, psichology of excellence and technology of achievement” yang telah diakui dan telah terbukti dapat efektif dalam melakukan eksplorasi dan pemberdayaan potensi personal maupun organisasional.
2.    Setiap pelatih (Coach) FBI bukan sekedar pelatih tetapi juga praktisi bisnis. Dengan demikian pelatih (Coach) FBI tidak hanya sekedar bicara teori-teori atau asumsi-asumsi tetapi juga telah memiliki pengalaman praktis sebagai pelaku bisnis.
3.    Seluruh pelatih (Coach) FBI adalah member dari International Coach Federation (ICF - www.coachfederation.org), sehingga setiap Coach FBI telah memiliki standarisasi kompetensi secara internasional dalam hal coaching.
4.    Berpengalaman. PT. Formula Bisnis Indonesia - For Better Indonesia (atau disebut FBI), adalah salah satu penyedia layanan coaching di Indonesia, yang telah beroperasi sejak tahun 2008. Selama rentang waktu hingga sekarang FBI telah melakukan coaching kepada lebih dari 250 perusahaan/bisnis, Itu artinya teknik dan metode coaching yang FBI terapkan telah teruji. FBI pernah menjadi Coaching Provider untuk proyek CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Mandiri, Tbk., dalam pengembangan kewirausahaan mahasiswa di Indonesia (2010-2011). FBI tidak hanya sebagai coaching provider, tetapi juga creating coach.
5.    Cakupan kerja FBI adalah di seluruh wilayah Indonesia


 SKALA USAHA/BISNIS SEPERTI APA YANG LAYAK
MENGIKUTI PROGRAM COACHING?

Keputusan layak atau tidaknya mengikuti program coaching tidak ditentukan dari seberapa besar skala usaha/bisnisnya, tetapi lebih pada seberapa besar pencapaian yang dikehendaki dan seberapa berartinya pencapaian tersebut bagi klien. Anda tidak perlu mengikuti program coaching jika pencapaian yang anda inginkan itu tidak cukup berarti untuk anda wujudkan.


APA SAJA INDIKASI SEBUAH BISNIS/USAHA
MEMBUTUHKAN PROGRAM COACHING?

Secara umum, anda membutuhkan program coaching, jika :
1.         Pencapaian omset dan keuntungan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
2.         Bingung mengelola dan mengontrol keuangan (banyak terjadi kebocoran).
3.         Menghadapi persaingan usaha masih mengandalkan “perang harga”.
4.         Organisasi dan Bisnis belum berjalan efektif dan efisien.
5.         Kinerja dan Produktifitas karyawan stagnan atau bahkan menurun.
6.         Tidak cukup memiliki kemampuan managerial.
7.         Kurang mampu menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
8.         Turn-over karyawan cukup tinggi.
9.         Ingin melakukan ekspansi tetapi tidak tahu strateginya.
10.     Bisnis/usaha belum tersistemasi dengan baik.
11.     Sering terjadi konflik antar bagian dalam organisasi perusahaan.
12.     Tidak ada pengukuran yang jelas pada setiap aktifitas bisnis.
13.     Belum cukup puas dengan pencapaian saat ini.
14.     Ingin melipatgandakan omset dan profit secara signifikan.
15.     Ingin melakukan perluasan pasar (ekspansi pasar).
16.     Ingin memperbesar “market share”.
17.     Ingin memiliki tim yang solid dan loyal.
18.     Ingin bisnis bisa tetap berjalan dengan baik dan tetap memberikan keuntungan meskipun tanpa keterlibatan pemilik (business owner)
19.     Ingin mereduksi biaya-biaya.
20.     Ingin menciptakan suasana yang kondusif dalam aktifitas pekerjaan.
21.     Ingin memperbesar skala bisnis/usaha.
22.     Ingin melakukan franchise bisnis.
23.     Dan lain-lain…


PEBISNIS DIMANA SAJA YANG DAPAT DIJANGKAU OLEH COACH FBI?

Pada dasarnya para Coach FBI siap untuk melakukan coaching di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini infrastruktur FBI telah siap di 4 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Medan dan Denpasar. Diluar 4 Kota tersebut tentu saja masih bisa dilayani oleh Coach FBI.

ADAKAH GARANSI KEBERHASILAN DALAM COACHING?

Ada. FBI menggaransi proses coachingnya sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan dan kesuksesan coaching tentu saja menjadi tanggungjawab klien sendiri. Karena Coach tidak terlibat dalam ‘day to day activities’ pada bisnis/usaha klien. Yang paling menentukan keberhasilan klien dalam coaching adalah seberapa besar KOMITMEN dan KESUNGGUHAN klien untuk berhasil.


BAGAIMANA FBI TURUT MEMBERIKAN ANDIL
DALAM UPAYA MENJADIKAN INDONESIA LEBIH BAIK?

Data menunjukkan bahwa jumlah entrepreneur di Indonesia hanya sebesar 0.18% dari total populasi (data BPS 2010). Jika penduduk indonesia sebanyak 140 juta jiwa, berarti hanya ada sekitar 250.000 entrepreneur di Indonesia! Padahal kemajuan dan kemandirian ekonomi suatu negara, salah satu parameternya minimal memiliki jumlah entrepreneur yang memiliki keunggulan daya saing sebanyak 2% dari total populasi (berarti Indonesia minimal harus memiliki sekitar 2.5 juta entrepreneur).

FBI tidak memiliki kuasa untuk merubah 0.18% menjadi 2%. Tetapi melalui program coaching, FBI membantu para pelaku bisnis untuk menciptakan keunggulan daya saing dalam bisnisnya. Disamping itu, dengan coaching sebuah usaha/bisnis bisa menjadi lebih menguntungkan dan mampu melakukan ekspansi, sehingga diharapkan bisa memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan bagi pelaku usaha dan karyawannya serta terbukanya lapangan kerja yang lebih luas. Diluar hal tersebut, FBI berusaha menjalin kerjasama dengan lembaga/institusi terkait yang memiliki konsern dalam pengembangan kewirausahaan di Indonesia.


BAGAIMANA CARA MENJADI BUSINESS COACH DI FBI?

Syarat pertama untuk menjadi Business Coach di FBI adalah memiliki passion yang kuat untuk membantu para pelaku bisnis dalam meningkatkan performa bisnisnya melalui coaching.

Disamping itu, untuk menjadi Business Coach di FBI diwajibkan mengikuti Professional Coach Training dan Certified Business Coach Training yang diselenggarakan oleh FBI, menjalani asistensi dan tandem coaching minimal 72 jam dan mengikuti workshop Financial Literacy. Menjadi poin yang sangat bernilai jika calon coach telah memiliki sebuah bisnis/usaha (bagi calon coach yang belum memiliki usaha/bisnis bisa saja bergabung menjadi business coach FBI, tetapi nantinya akan tetap di dorong dan di rangsang untuk membangun bisnisnya sendiri).

[RA]